Pemerintah memberikan harapan kepada para pemain di dalam teknologi finansial atau tekfin atau fintech yang sekarang ini sudah mencapai 275 platform dari berbagai klaster yang ada di bulan September 2021 terus memperbesar peran dalam membantu pengembangan ekosistem digital UMKM.
Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, bernama Airlangga Hartarto di dalam acara virtual Pembukaan Bulan Fintech Nasional 2021.
Airlangga juga memberikan penekanan jika fintech punya peran yang besar untuk menyumbang perusaaan rintisan dengan valuasi unicorn baru untuk Indonesia serta bisa membawa perekonomian digital Indonesia yang menembus US$124 juta di tahun 2025.
“Munculnya 8 unikorn serta 1 dekakorn di bidang e commerce, travel, jasa antar, serta startup fintech itu sendiri diharapkan bisa saling berintegrasi menjadi inklusi keuangan yang terjangkau dengan lebih luas. Hal ini dikarenakan fintech sendiri punya fungsi sebagai enabler serta mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi yang digital.” Ucapnya.
Airlangga juga memberikan tambahan jika Fintech juga punya peran yang cukup besar dalam segi iklim berinvestasi startup pada Indonesia karena jika dibandingkan dengan sktor yang lain seperti e commerce sekalipun, fintech adalah yang paling laris serta paling diminati oleh para investor.
Lalu terakhir, ekosistem digital untuk para pelaku UMKM yang dibuat oleh para pemain fintech diharapkan bisa membangkitkan ekonomi nasional dari arah bawah.
Dari pengamatan pemerintah, fintech pada klaster sistem pembayaran memiliki potensi untuk membesarkan peran serta layanannya kepada 10,4 juta merchant yang sudah bergabung di dalam QRIS.
Hal ini dikarenakan penelitiannya menyebut ada kurang lebih 84% dari pelaku UMKM yang telah go digital lebih cepat berkembang.
Adapun sektor pembiayaan maupun penyedia permodalan alternative UMKM, pemerintah mengharapkan bahwa para pelaku akan meneruskan perannya.
Contohnya, Airlangga menyebutkan akumulasi penyaluran pinjaman fintech peer to peer atau P2P lending yang sudah menyentuh Rp 262,9 triliun bisa dibilang cepat serta setara dengan anggaran kredit usaha rakyat atau KUR dengan nilai Rp 285 triliun di tahun ini.